Senin, 14 Juli 2008

TUGAS I : SP. PSIKOLOGI UMUM

2. Psikologi sebagai ilmu biososial

Di pihak lain, Psikologi juga dipandang sebagai Ilmu Biososial karena baik aspek-aspek sosial perilaku organisme maupun aspek-aspek Fisiologis atau Biologis terjadinya prilaku mendapat perhatian yang sama besarnya.
Sejak awal perkembangannya Psikologi banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Telah diakui bahwa psikologi berinduk kepada Filsafat, khususnya filsafat mental. Namun dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu (Beta) seperti Fisika, Kimia dan Biologi memberikan andil yang cukup besar baik dalam aspek metodologi maupun topik-topik kajian. Sulit untuk merinci pengaruh tersebut satu persatu.

3. Tokoh psikologi modern dan teorinya
  • Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung.

Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide - ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.

Ide pokok dari teori - teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah - masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.


Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

  • John Dewey
John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan.

Bandingkan pendapat Dewey tsb dengan sabda Rasulullah SAW "didiklah anak-anakmu untuk jamannya yang bukan jamanmu"

  • . Maria Montessori (1870 - 1952), sebagai seorang dokter dan antropolog wanita Italy yang pertama, ia berminat terhadap pendidikan anak terbelakang, yang ternyata metodenya dapat digunakan pada anak normal. Tahun 1907 ia mendirikan sekolah "Dei Bambini" atau rumah anak di daerah kumuh di Roma. Metode Montessori adalah pengembangan kecakapan indrawi untuk menguasai iptek untuk diorganisasikan dalam pikirannya, dengan menggunakan peralatan yang didesain khusus. Belajar membaca dan menulis diajarkan bersamaan. Montessori berpendapat anak usia 2 - 6 tahun paling cepat untuk belajar membaca dan menulis. Kritik terhadap Montessori adalah karena kurang menekankan pada perkembangan bahasa dan sosial, kreatifitas, musik dan seni.

John Dewey dalam buku Education and Democracy (1916) telah mendengungkan konsep pendidikan integral berdasarkan pada kemampuan, kebutuhan, dan pengalaman peserta didik. Pendidikan yang berbasis realitas dan pengalaman anak didik sebenarnya bentuk perlawanan dan kritik pada pola-pola pendidikan tradisional yang hanya memindahkan ilmu pengetahuan masa lampau kepada tiap generasi baru.
  1. Konsep Pengalaman

    Aspek pengalaman dalam pendidikan dapat kita lihat dalam buah pikiran John Dewey.(1859-1952). Dewey berpendapat bahwa pendidikan adalah proses rekonstruksi dan reorganisasi pengalaman-pengalaman. Melalui pengalaman seseorang akan memperoleh makna dan sekaligus peluang untuk memperoleh pengalaman berikutnya. Untak itulah J.Dewey menegaskan bahwa konsep pengalaman merupakan intipati pendidikan. Kunci untuk memahami diri dan dunia kita menurut Dewey, tiada lain adalah pengalaman-pengalaman kita sendiri. Dengan kata lain J.Dewey mencita-citakan adanya strategi pendidikan moral yang mengangkat pengalaman hidup anak didik. Pengalaman hidup ini bisa berasal dari aktivitas keseharian, ataupun dari kegiatan yang diprogramkan oleh lembaga-lembaga tertentu

  • william james "Pragmatisma".

  • William James (1842-1910), mungkin adalah filsuf dan psikolog Amerika yang paling berpengaruh, dilahirkan di kota New York , tetapi menghabiskan masa kecilnya di Eropa.

Pendidikan dasarnya tidaklah biasa dan berganti-ganti, dikarenakan seringnya berpindah dari satu kota ke yang lain dan juga keinginan ayahnya agar dia lebih berkembang. Dia melewatkan masa pendidikannya disekolah umum dan dari guru bimbingan pribadinya di Swiss, Prancis, Inggris dan Amerika. Selama thun-tahun itu, dia hanya bisa membayangkan bagaimana kehidupan di sekolah sebenarnya. Setelah mendalami seni selama beberapa tahun, dia menyadari bahwa seni bukanlah bidangnya; dan pada tahun 1861 dia masuk ke Lawrence Scientific School di Cambridge, yang memberikan karir di bidang sains dan koneksi dengan Universitas Harvard yang terus berlangsung seumur hidupnya.

Saat berusia 35 tahun, dia telah menjadi dosen di universitas ini. Dia menjadi instruktur fisiologi dan anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan menjadi guru besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi mengajar filsafat. Dia adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengarunya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling berpengaruhnmya, The Principles Of Pshychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan modern yang sangat berpengaruh. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini.

William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisal. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “ organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada linkungannya”. Teori perkembangan diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi biologi.

Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan para pembaca bukunya peraya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidkan adalah memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidak raguannya ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali kekuatan insting didalam kehidupan manusia.

Teori James akan insting sangatlah bersifat individualis dan sangatlah kolot pada pelaksanaannya. Mengesampingkan pernyataannya mengenai perubahan insting, yang berlawanan dengan diskusinya pada “Iron Law of Habit/Hukum Utama Kebiasaan” dan keprcayaannya akan tujuan dasar pendidikan sebagai pengembangan awal kebiasaan individual dan kelompok, dalam pembentukan masyarakat yang lebih sempurna.

Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik.


TUGAS I: SP PSIKOLOGI UMUM

3. Cabang-cabang ilmu psikologi
  • psikologi penyesuaian diri
  • psikologi belajar
  • psikologi industri
  • psikologi pendidikan
  • psikologi klinis
  • psikologi sosial
  • psikologi mental
  • psikologi lingkungan
  • psikologi perkawinan
  • psikologi militer

Minggu, 27 April 2008

Tugas 1

Buatlah instrument wawancara atau daftar pertanyaaan yang bertujuan untuk mengetahui 1. Motif dan motivasi klien/ siswa dalam belajar

Jawab:

A : Mengapa anda tertarik dengan metode belajar visual ?

B : Karena dengan metode ini, saya lebih cepat menangkap materi pelajaran.

A : Apa yang ingin anda capai dalam belajar anda ?

B : Saya ingin mencapai keberhasilan dan kesuksesan.

2. Potensi bawaan klien dalam maraih kesuksesan dan kebahagiaan hidupnya

Jawab:

A. : Apakah hobi anda ?

B. : Menulis karangan fiksi.

A : Apakah anda ingin mengembangkan hobi anda ? Dan kenapa ?

B :Ya, karena saya ingin menjadi penulis yang professional.

3. pengaruh lingkungan belajar klien / siswa.

Jawab:

A : Apakah lingkungan sekitar mempengaruhi hasil belajar anda ?

B : Ya, karena lingkungan yang nyaman dapat mengembangkan potensi bawaan yang dimiliki. Begitu juga sebaliknya.

A : Menurut anda mengapa seseorang tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya ?

B : Karena lingkungan belajar, sarana dan prasarana yang serba terbatas dan lingkungaan belajar yang tidak kondusif akan mempengaruhi hasil belajar.

4. keunikan pribadi klien / siswa.

Jawab:

A : Apa yang membuat seseorang mempunyai banyak teman ?

B : Karena orang tersebut biasanya pandai bergaul dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang sedang ia hadapi dengan baik.

A : Apa yang menyebabkan seseorang cepat dikenal oleh oarag lain ?

B : Karena ia mempinyai daya tarik dan keunikan tersendiri sehingga seseorang tertarik untuk mendekatinnya

Tugas 2

Teori belajar behaviorisme

John. B Watson adalah pelopor aliraan behaviorisme. Dia menyatakan bahwa psikologi yang dipelajari orang selama ini baik kaum strukturalisme maupun fungsionalisme termasuk metode yang mereka lakukan semuanya salah. Ia juga berpendapat bahwa mempelajari gejala atau pengalaman kesadaran dengan teknik observasi introspeksi meskipun dengan cara eksperimental sekalipun adalah kurang tepat kerena dengan introspeksi yang subjektif itu tidak mungkin menjamin hasil yang objektif. Oleh karena itu, Watson menghimbau agar psikologi tidak lgi memusatkan perhatiannya untuk mempelajari gejala- gejala kesadaran atau bawah sadar tetapi sesuai dengan tugasnya psikologi harus berupaya untuk meramalkan apa sebenarnya yang menjadi sasaran apa tujuan tingkah laku dan berusaha agar bagaimana seorang dapat maengendalikan tingkah laku tersebut. Teori ini mempengaruhi pemikiran psikologi modern salah satu tokohnya adalah: Pavlov, ER. Guthrie, C.Hull

Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld). Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.

Tugas 3

Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.

Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.

Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian.

Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan yuridis-formal.

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah. Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.

Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.

Selasa, 01 April 2008

Permasalan Bimbingan karir kelas 3 SMP

Sub tugas perkembangan: Mengenal kemampuan bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni .
SK: Memahami pengaruh kemampuan bakat dan minat terhadap karir.
Topik: Identifikasi pengaruh kemampuan, bakat, minat sendiri terhadap pilihan karir.
Permasalahan: Kelas 3 SMP merasa bingung ketika ingin melanjutakan sekolah. Apakah ia akan melanjutkan sekolah ke SMA atau ke SMK?
Bimbingan: Kasus diatas sering dialami oleh siswa kelas 3 SMP. Biasanya mereka belum matang dalam menentukan pilihan. Tak banyak dari mereka yang mengikuti pilihan teman- temannya dengan alasan tidak percaya diri ataupun tidak mau berbeda sekolah dengan teman dekatnya. Pemikiran yang demikian bukanlah solusi yang tepat untuk menentukan pilihan. Jika kita ingin memutuskan suatu masalah yang tidak dilandasi oleh rasa percaya diri hasilnyapun tidak akan memuaskan. Seorang siswa harus mengetahui bakat yang dimilikinya sehingga ia bisa menentukan karirnya dengan tepat.
Solusi: Sebagai seorang guru kita harus mampu mengarahkan siswa agar memilih sekolah yang benar yang dapat mengembangkan bakatnya. Misalkan siswa ingin menjadi pendidik sebaiknya ia melanjutkan sekolahnya ke SMA tetapi jika ia ingin menjadi pengusaha, sebaiknya ia melanjutkan sekolahnya keSMK. Siswa juga tidak boleh putus asa dan tidak boleh coba-coba dalam mengambil keputusan karena ini berhubungan dengan karirnya dimasa depan. Selain itu, siswa juga diwajibkan untuk berusaha dan berdoa agar tidak terjerumus dalam pilihan yang salah.

Selasa, 18 Maret 2008

Silabus Bimbingan Konseling

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tahun Pelajaran : 2006 - 2007

Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 5

Sub Tugas Perkembangan :
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

KEGIATAN

LAYANAN PENDUKUNG PENILAIAN

Pribadi :

1.Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa

2.Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baikdalam
kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya di masa depan

Sosial :
Aspek- aspek dalam kehidupan beragama.
Belajar:
Usaha berfikir dan meng- optimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala
Karier:
Aspek-aspek bekerja dan pengembangan karier dalam kehidupan beragama
1.Memiliki keyakinan dan ketagwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya

1.1. Memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai machluk Tuhan

1.2. Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiar

2.Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan

2.1. Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai mahluk Tuhan YME

2.2. Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggungjawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini

2.3. Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu

2.4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul

1. ESQ Mendasari Perencanaan Masa Depan

1.1. Kesuksesan individu dalam kariernya,
akan diawali adanya suatu perencanaan masa depan yang didasari adanya kecerdasan emotional dan sprititual (esq). Dan individu dikatakan sukses , bilamana yang bersangkutan berguna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain Kesuksesan yang dimaksud meliputi; akademis dan non akademis, talenta dan pengalaman Pemahaman EQ (Emotional Quotient)
* Sukses akademis ; mampu menyelesaikan studi lanjut S1,S2,S3 hasil karyanya dapat bermanfaat dan diakui bagi orang lain (dokter, guru, desainer.dll)
* Sukses non akademis ; hasil karyanya yang diperoleh dari pengembangan diri tanpa melalui jenjang perguruan tinggi, dapat dipergunakan dan diakui manfaatnya oleh orang lain (penjahit, kapster,dll.)
* Sukses talenta ; keberhasilannya dari pengembangan bakat yang dimiliki (penyanyi, pegulat, dll)
* Sukses pengalaman ; keberhasilan yang diperoleh dari kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh.

A. Dimensi IQ, EQ, SQ pada satu garis orbit God Spot

Setiap individu secara garis besar memiliki kemampuan intelektual, emosi dan spiritual
·8 Kecerdasan Intelektual ; kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta efektiv dalam mengolah dan menguasai lingkungan dengan menggunakan akal logika.
·9 Kecerdasan Emosi ; kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta mampu mengendalikan dorongan hati, mengatur serta memelihara suasana hati
·10 Kecerdasan Spiritual ; kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya, mampu berpikir kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati

ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme me “manage” ketiga dimensi Inteltual, Emotional dan Spiritual.

Tugas 1:
Siswa diberikan tugas , menuliskan kunci kata hati ; 10 sifat positp dan 10 sifat negatip dan tanggapan

Tugas 2 :
Siswa diberikan tugas menilai diri sendiri secara jujur , bila mencapai 100 berarti memiliki SQ yang luar biasa.

B. ESQ Sebagai Dasar Perencanaan Masa Depan

ESQ diperlukan oleh setiap individu agar dapat bertindak arif –bijaksana , dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih dan cenderung mengisi kehidupan dengan bermakna.

Tugas 3 :
Siswa diberikan tugas meneliti barometer suasana hati dengan aplikasi dan realitas yang terdapat pada diri sendiri.

Kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :
·11 Pengembangan eksistensi diri sebagai machluk Tuhan, sosial dan lingkungan
·12 Kesadaran potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.

1.Informasi
2. Orientasi
3. Pembelajaran
4. Konseling Kelompok
5. Konseling Individu
1.APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)
Non Tes
2.Alih Tangan Kasus
Non Tes:
1).format isian 10 sifat positif dan 10 sifat negativ yang dimliki serta tanggapan
2).format isian penilaian diri sendiri
3).format
Tes SQ, dorongan Suara Hati

2.Alih Tangan kasus
(bagi siswa yang memerlukan memperoleh pelatihan ESQ secara pribadi maupun kelompok) 1.Laiseg (Penilaian segera)
2. Laijapen (Penilaian jangka pendek)
3. Laijapang (Penilaian jangka panjang)

2. Sumber Belajar

a).Buku Modul BK kelas kelas III ’03, kelas XII ’04 , kelas XII ‘06
b).Internet mailinglist ESQ L.C.
c).Pelatihan ESQ.
d).Seminar ESQ Learning Super Memory

3. Kerjasama:

a).GP/ Konselor lainnya
b).Guru Agama Rohis dan Rokris
c).Wakasek Sarana Prasarana
d).Wakasek Kesiswaan
e).Mengundang pakar ESQ khusus untuk remaja

Sub Tugas Perkembangan :
Mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam masyarakat yang lebih luas.

Pribadi :

Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya

Belajar:

1. Pemantapan kebiasaan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok

2. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

Karier :

1.Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan

2.Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untu memenuhi kebutuhan hidup

Sosial:
1. Orientasi tentang hidup berkeluarga
2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah ; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/ kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai adat-istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik/ psikomotor, berkarya dan mengalihgunakan ilmu, teknologi dan seni untuk hidup di masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional
1.1. Paradigma belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat
1.2. Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mencapai meta kecerdasan
1.3. Memahami kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
1.4. Memiliki orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan

2. Perencanaan Karier

Setelah lulus SMA ? diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya, diperlukan perencanaan “Kemana setelah lulus SMA ?”
Ada 4 alternatif pilihan:
(A) Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, (B) Mengikuti kursus / pelatihan, (C) Memasuki dunia kerja, (D) Memasuki kehidupan berkeluarga

(A) Merencanakan Kelanjutan Studi ke Jenjang Pendidikan Tinggi

Didalam agama dikatakan ; setiap insan “belajar sepanjang hayat”; Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir mendatangkan pahala. Kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya / hilangnya keimanan). Mengandung “makna” bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu, harus memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran potensi diri.

Beberapa informasi mengenai perguruan tinggi sbb:

1. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi :
a) Status Terdaftar ; Diakui atau Disamakan diberikan kepada program studi perguruan tingi swasta
b) Status Terakreditasi ; Diakui atau Nir-Akreditasi , diberikan kepada semua perguruan tinggi

2. Jalur dan Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi
a) Jalur Akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana / S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya
b) Jalur Profesional (sering disebut jenjang diploma) , lebih menekankan pada penerapan keahlian tertentu

3. Jenis Perguruan Tinggi
a) Universitas ; Sifatnya umum, terdiri dari berbagai fakultas- fakultas dan jurusan-jurusan . Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan tertentu
b) Institut ; Sifatnya lebih khusus terdiri dari fakultas- fakultas dan jurusan yang menghasilkan keahlian sejenis. Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis
c) Sekolah Tinggi ; Mempunyai kekhususan satu bidang keahlian.Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu
d) Akademi ; Bersifat non gelar. Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu
e) Politeknik ; Bersifat non gelar .
Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.


4. Sistem Penerimaan Mahasiswa
a) Secara non tes ; melalui PMDK (Penelusuran Minat dan Bakat) , PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) , PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) , PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dsb.nya.
b) Secara Tes / Ujian Tulis , melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)

5. Sistem Belajar Di Perguruan Tinggi
Dikenal dengan sistem kredit semester / SKS . Jumlah SKS pada setiap jenjang pendidikan berbeda

Tugas 1:
Siswa berdiskusi (4-5 orang). Mengumpulkan informasi ; jurusan, mata kuliah, jenjang studi / strata serta prospek masa depan.Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 2 :
Sisw memilih 3 jurusan kelanjutan studi yang diminati.

6. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi dibawah departemen selain Departemen Pendidikan Nasional
Tugas 3 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi kedinasam; tempat alamat, syarat pendaftaran, mata kuliah yang dipelajari dan prospek masa depan . Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 4 :
Siswa menuliskan pilihan perguruan tinggi kedinasan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi bagi yang berminat

7. Studi Ke Luar Negeri
Sudah lumrah bagi yang berminat dan memiliki dukungan mewujudkannya. Ada beberapa hambatan a.l.:
a) Bahasa b) Biaya Pendidikan , c) Program Keahlian Yang Dipilih

Tugas 5 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi diluar negeri melalui media cetak, elektronik, internet maupun pameran pendidikan atau datang ke kedutaan negara asing; Dan tuliskan hasil diskusi menurut opini masing-masing

(B). Mengikuti Kursus / Pelatihan
Diawali dengan meningkatkan kecakapan hidup untuk dapat dijadikan modal bekerja / berwiraswasta dengan memasuki kursus keterampilan / pelatihan dan dipilih sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki


Tugas 6 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi tempat alamat, fasilitas yang ada dan prospek masa depan Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 7 :
Siswa menuliskan dua jenis kursus keterampilan yang diminati

(C). Memasuki Dunia Kerja
Bekerja merupakan kebutuhan manusia agar keadaan dirinya lebih baik dan nyaman dalam menjalani kehidupannya dengan memperoleh sumber penghasilan. Tidak semua siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, karena adanya berbagai alasan, maka dunia kerja menjadi pilihan.
Tahapan untuk memasuki dunia kerja, al:
1) mencari lowongan
a).mendaftar ke Depnaker
b).membaca koran, lihat iklan lowongan kerja/ media cetak
c).bergaul dengan orang yang sudah bekerja untuk menumbuhkan motivasi kuat mencari kerja
d).melihat informasi melalui media elektronik (TV, Internet,dll.)
e).mengunjungi pameran bursa kerja
f).memantapkan rasa percaya diri dan mempromosikan kemampuan yang dimiliki
ditindak lanjuti dengan mempersiapkan berkas persyaratan yang diminta
a).fotokopi STTB
b).fotokopi KTP
c).surat lamaran dan riwayat hidup
2) mengikuti seleksi
a).administrasi, b) akademis, c) psikotes
d).wawancara, e).kesehatan

Tugas 8 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi lengkap dengan persyaratan yang diminta (dalam bentuk kliping) Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 9 :
Siswa melakukan wawancara dengan orang yang berwiraswasta disekitar lingkungan tempat tinggal.

Tip menghadapi tes wawancara :

(D) Memasuki Kehidupan Berkeluarga
Menikah merupakan salah satu alternatif pilihan setelah lulus SMA, namun perlu dipertimbangkan kembali kemungkinan banyaknya hambatan dan tantangan.

Tugas 10 :
Siswa diminta menuliskan opini mengenai perkawinan diusia dini

Tugas 11 :
Siswa diminta menuliskan tiga (3) pilihan cita-cita / karier

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini adalah :
Pengembangan berfikir dan bernalar, penggalian dan pengolahan informasi secara cerdas.
1.Orientasi
2. Informasi
3.Pembelajaran
4.Penempatan dan Penyaluran
5.Konseling ndividu

Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME

1.1.Memahami siapa dan eksistensi diri manusia sebagai mahluk Tuhan YME.

1.2.Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu

Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi
1.3. Analisis Potensi Diri
(A) Analisis Fisik untuk Memilih Karier
Kemampuan 1) Fisik, 2) Vokal, 3) Motorik atau Kontrol

Tugas 1 :
Siswa menuliskan ciri-ciri kemampuan fisik

Tugas 2 :
Siswa menuliskan tiga macam karier yang diminati beserta persyaratan fisik

Tugas 3 :
Siswa membuat kesimpulan antara kemampuan fisik dengan cita-cita pilihan karier

(B) Analisis untuk Memlih Karier
1) Kemampuan Akademik/
Kognisi merupakan perolehan nilai sebagai ukuran kemampuan individu dalam ulangan harian

Tugas 4 :
Siswa menganalisis kemampuan akademik yang dimiliki dengan menuliskan nilai hasil belajar

Tugas 5 :
Siswa menuliskan hasil tes psikologi yang telah diperoleh pada tahun sebelumnya (kelas X)

Tugas 6 :
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang hambatan / kesulitan yang dialami dalam menjalani pilihan program studi saat ini.

2) Kemampuan Khusus / Bakat
Bakat dimiliki oleh setiap individu yang dapat diketahui baik secara tes ialah ; DAT/ Differential Aptitude Test dirancang (oleh Benneth H, 1982) dan dipergunakan dalam konseling bagi siswa SMP dan SMA.
Tes bakat dibagi dalam bidang :
1) Verbal ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata
2) Numerik ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka
3) Skolastik ; gabungan verbal dan numerik , menjadi penduga yang baik bagi penyelesaian studi di PT
4) Abstrak ; memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola / rancangan
5) Relasi Ruang ; mampu memvisualkan, mengamati, membentuk gambaran mental dari obyek- obyek dengan melihat pola dua dimensi, dan berpikir dalam tiga dimensi
6) Mekanik ; mampu memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam
7) Kecepatan dan Ketelitian Klerikal ; seberapa cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas-tugas menulis
8) Kemampuan Bahasa Indonesia ; seberapa baik pengertian dan keterampilan seseorang mengenal ejaan yang betul dan salah dalam bahasa Indonesia
9) Kemampuan Bahasa Asing ; seberapa baik seseorang mempunyai kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membuat penalaran analitis tentang bahasa

Tugas 7 :
Siswa menuliskan bakat yang menonjol

Tugas 8 :
Siswa berdiskusi tentang hubungan bakat dan cita-cita
TIP :
Bakat akan berkembang bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang

B. Genogram .
Ialah grafik tiga generasi yang menggambarkan asal-usul keluarga seseorang / individu ( = silsilah, bahasa Indonesia).
Genogram dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam identifikasi perencanaan dalam rangka menganalisis dan memanfaatkan untuk pengembangan karier individu

Tugas 9 :
Siswa membuat genogram

Tugas 10 :
Siswa menuliskan karier dan bakat yang menonjol dari anggota keluarga masing-masing.

Tugas 11 :
Siswa menelaah bakat dan hasil tes bakat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.

Tugas 12 :
Siswa meminta pendapat masukan dari keluarga antara bakat dan cita-cita / karier.

4.Minat
Minat dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan

Tugas 13 :
Siswa menuliskan empat cita-cita / karier yang diminati saat ini

Tugas 14 :
Siswa mengisi jawaban
inventory minat

Tugas 15 :
Siswa mengisi format dengan memindahkan angka-angka jawaban dan menjumlahkan pada tiap kelompok minat.

Tugas 16 :
Siswa membuat peringkat kelompok minat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.

Tugas 17 :
Siswa memasukan data hasil psikotes minat

Tugas 18 :
Siswa menganalisa hasil tes minat dan menghubungkan hasil inventory minat menghubungkan

5. Kepribadian :
Organisasi yang dinamis dalam diri individu. Dan ada beberapa tipe kepribadian ; 1) Realistis, 2) Intelektual, 3) Sosial, 4) Konfensional, 5) Usaha , 6) Artistik

Tugas 19 :
Menjawab pertanyaan inventory kepribadian, dengan memberi tanda positif (+), bila sesuai atau negatif (-) bila tidak sesuai dengan pilihan

Tugas 20 :
Siswa menuliskan tiga alasan pada setiap nomor yang dipilih, baik positif (+) maupun (-) negatif

Tugas 21 :
Siswa memindahkan semua tanda (+) dan (-) dan mencocokan dengan kunci jawaban.

Tugas 22 :
Siswa membuat peringkat inventory kepribadian

Tugas 23 :
Siswa menganalisa tiga peringkat tertinggi dan hubungkan dengan cita-cita / karier

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini :
- Mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun psikis
- Pengembangan untuk memilih karier yang sesuai dengan potensiyang dimiliki
1.Alokasi waktu:

Okt_ Des. 2006 / Januari 2007

2.Sumber belajar :

a)Modul BK kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06

b)Kerangka Dasar Kurikulum 2004 dan stndar isi BSNP kaitan dengan Pengembangan Diri

c) Kebijakan dari sekolah/ wakasek kurikulum maupun Tim Pengembang dan Inovasi disekolah

3.Kerjasama:

a).Guru Mata pelajaran

b).Guru Wali kelas

c). Wakasek Kurikulum


Lampiran 1

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA / MA

i. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
ii. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat
iii. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wamita
iv. Mencapai kematangan berpikir dan mengembangkan kemampuan umum
v. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, seni dan kreasi sesuai dengan program kurikulum dan aspirasi karir dan/ atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi
vi. Mencapai kematangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat luas dalam hubungan interpersonal dan mengembangkan kecerdasan emosi
vii. Mencapai kematangan dalam gambaran dan sikap tentang kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
viii. Mencapai kemandirian pilihan karir sesuai dengan potensi yang dimiliki
ix. Mengembangkan kematangan dalam sistem etika, nilai dan kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual


Lampiran 2 :
BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan Pribadi :
1.1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
1.2. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara jasmaniah maupun rohaniah
1.3. Pemantapan tentang pengembangan pola-pola pikir dan/ akal dan nurani
1.4. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannya
dimasa depan
1.5. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan upaya pengembangan kemampuan memecahkan masalah
1.6. Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif
1.7. Pemantapan kemandirian dalam pengambilan keputusan sesuai nurani
1.8. Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya
1.9. Orietasi diri didasari pengembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual

Bimbingan Sosial :
2.1. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita
termasuk peranannya (sebagai wanita maupun pria)
2.2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik dirumah, disekolah; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/
kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata - krama, sopan santun, serta nilai-nilai, adat-istiadat, hukum,
ilmu, dan kebiasaan yang berlaku
2.3. Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya,
baik didalam maupun diluar sekolah dan masyarakat pada umumnya
2.4. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif
2.5. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, situasi dan kondisi sekolah sebagai pengembangan ranah afektif serta upaya pelaksanaan,
dinamis dan bertanggung jawab
2.6. Orientasi tentang hidup berkeluarga

3. Bimbingan Belajar :
3.1. Pemantapan sikap dan kebiasaan berdoa ; sebelum dan sesudah belajar, efektif dan efisien serta produktif, baik dalam menggali dan mengolah
informasi dari berbagai sumber belajar serta bersikap pada guru dan nara sumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan
tugas – tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar
3.2. Pemantapan kebiasaan disiplin dalam belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara
mandiri maupun berkelompok
3.3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian
3.4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar, dan
masyarakat pada umumnya untuk pengembangan pribadi, wawasan dan/ pengetahuan
3.5. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi

4. Bimbingan Karir :
4.1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
4.2. Pemantapan orientasi, penggalian dan pengolahan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan
4.3. Pemantapan pengembangan orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup
4.4. Pemantapan pengembangan diri berdasarkan kecerdasan intelektual- emosional-spiritual untuk pengambilan keputusan pilihan
karir sesuai dengan potensi yang dimiliki
4.5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan


Lampiran 3 :
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

1. Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran yang
dianutnya
2. Memiliki pola hidup berdasarkan nilai-nilai kebersihan, kesehatan, dan kebugaran jasmani – rohani
3. Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik
4. Memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan akademik dan psikomotor, berkarya dan mengalih
gunakan ilmu, teknologi, seni dan kreasi untuk hidup di masyarakat lokal, nasional dan internasional
5. Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan
6. Menghargai eksistensi dalam berekspresi seni
7. Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
8. Memiliki kematangan pengembangan sistem etika, nilai dan nurani
9. Memiliki kemandirian dalam pengambilan keputusan pilihan karir sesuai potensi yang dimiliki berdasarkan kecerdasan intelektual-emosi-spiritual

Senin, 10 Maret 2008

Perkembangan Remaja

Perkembangan masa remaja
Masalah remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan untuk ini:
Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya.
Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir.
Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.
Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Ada sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini.
Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :
Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.
Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.
Membolos
Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali
Penyalahgunaan obat bius
Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.
Apa yang harus anda lakukan bila anda merasa cemas terhadap anak remaja anda
Langkah pertama adalah bertanya kepada diri sendiri apakah perilaku yang mencemaskan itu adalah perilaku yang normal pada anak remaja. Misalnya adalah pemurung, suka melawan, lebih senang sendiri atau bersama teman-temannya dari pada bersama anda. Anak remaja anda ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan anda. Hal ini dilakukan dengan berpakaian menurut mode mutakhir, begitu pula dengan kesenanganya pada potongan rambut dan musik. Semua itu sangat normal, asal perilaku tersebut tidak membahayakan, anda tidak perlu prihatin.
Tindakan selanjutnya adalah menetapkan batas dan mempertahankannya. Menetapkan batas itu sangatlah penting, tetapi batas-batas itu haruslah cukup lebar untuk memungkinkan eksplorasi yang sehat.
Bila perilaku anak anda membahayakan atau melampaui batas-batas yang anda harapkan, langkah berikutnya adalah memahami apa yang tidak beres.
Depresi dan perilaku yang membahayakan diri selalu merupakan respon terhadap stres yang tidak dapat diatasinya.
Anak remaja yang berperilaku atau suka membolos seringkali akibat meniru dan mengikuti teman-temannya, dan merupakan respon dari sikap orang tua yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
Minum-minuman alkohol dan menghisap ganja biasanya merupakan respon terhadap stres dan akibat meniru teman. Masalah seksual paling sering mencerminkan adanya kesulitan diri didalam proses pendewasaan.
Secara umum masalah yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan baik jika orang tuanya termasuk orang tua yang "cukup baik". Donald winnicott, seorang psikoanalisis dari Inggris memperkenalkan istilah "good enough mothering" ia menggunakan istilah ini untuk mengacu pada kemampuan seorang ibu untuk mengenali dan memberi respon terhadap kebutuhan anaknya, tanpa harus menjadi ibu yang sempurna. Sekarang laki-laki pun telah "diikutsertakan", sehingga cukup beralasan untuk membicarakan tentang "menjadi orang tua yang cukup baik"
Tugas-tugas yang dilakukan oleh orang tua yang cukup baik, secara garis besar adalah:
memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak.
Memberikan sutu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan kehidupan keluarga yang stabil.
Membimbing dan mengendalikan perilaku.
Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-pengalaman itu secara alami.
Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah.
Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.
Memberi teladan.

Daftar pustaka
Lask, Bryan. Memahami dan mengatasi masalah anak. 1985. Gramedia. Jakarta
Nadeak, wilson. Memahami anak remaja. 1991. Kanisius. Yogyakarta